Peringati Nuzul Qur’an, Bupati Butur: Jadikan Al-Qur’an Sebagai Pedoman Hidup

  • Bagikan
Bupati Butur Muhammad Ridwan Zakariah menyampaikan sambutan pada peringatan Nuzul Qur-an di Masjid At-Taufiq. (istimewa)

SEPUTARSULTRA.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerja sama dengan pengurus Masjid Agung At-Taqwa, Kecamatan Kulisusu menggelar acara peringatan Nuzul Qur’an, Jumat (7 April 2023) malam.

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Butur Muhammad Ridwan Zakariah didampingi Wakil Bupati Ahali, dan Sekretaris Daerah Muhammad Hardhy Muslim.

Jajaran Forkopimda Butur, para Staf Ahli Bupati dan Asisten Setda, para kepala OPD dan instansi vertikal, para camat dan kepala desa/lurah, BKMT, PKK, tokoh masyarakat serta jemaah masjid setempat juga hadir dalam acara bernuansa religi itu.

Ridwan Zakariah dalam sambutannya mengungkapkan bahwa peringatan Nuzul Qur’an bukan hanya sekadar simbol memperingati turunnya kitab suci Al-Qur’an saja. Akan tetapi, dapat menjadi momentum untuk dijadikan sebagai media pembelajaran yang bisa dipetik hikmahnya, mengingat begitu banyak pesan dan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Dijelaskan, fungsi Al-Qur’an menjadi sumber ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi umat manusia. Bila dipahami, kandungannya mengalirkan nilai-nilai ajaran Islam yang luhur, menebarkan keteduhan, ketentraman dan menciptakan kedamaian.

Oleh karenanya, melalui peringatan Nuzulul Qur’an, seluruh umat muslim diharapnya dapat lebih menghayati dan mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an.

“Mari kita jadikan Al-Qur’an sebagai dasar pedoman hidup. Keimanan, ketaqwaan, kepedulian, ketaatan, kebersamaan dan persatuan umat merupakan bagian dari isi kandungan Al-Qur’an yang harus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Butur dua periode itu juga mengimbau sekaligus mengajak warganya agar tidak terpengaruh terhadap paham-paham yang dapat memecah belah persatuan. Ridwan menekankan pentingnya saling menghormati dan menghargai keberagaman suku, agama, ras maupun golongan.

“Janganlah dipandang perbedaan itu sebagai jurang pemisah, tetapi kita jadikan perbedaan tersebut sebagai alat perekat untuk membangun persatuan dan kesatuan,” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Buton Utara, La Rija memberikan tausiah tentang sejarah Nuzulul Qur’an atau peristiwa turunnya Al-Qur’an.

La Rija menceritakan mengenai sejarah Nuzulul Qur’an atau peristiwa turunnya Al-Qur’an, pada zaman Nabi Muhammad SAW. Di mana, pada saat itu manusia masih berada pada zaman kegelapan (jahiliah).

Pada zaman itu, belum ada petunjuk, di mana penduduk Mekkah kala itu berada dalam ketidaktahuan. Dari gambaran tersebut, sehingga Rasulullah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu lima ayat dari Surah Al-Alaq, wahyu untuk pertama kalinya melalui malaikat Jibril, di Gua Hira. (Adv)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *