SEPUTARSULTRA.COM-Puluhan tahun Desa Koepisino (Tanah Merah) Kecamatan Bonegunu hanya bisa dijangkau lewat transpotasi laut. Warga setempat kesulitan bepergian ke tempat lain ketika musim angin timur antara bulan Mei sampai September karena gelombang tinggi.
Untuk menjawab kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Buton Utara (Butur) menginisiasi pembangunan jembatan pengubung Desa Langere-Tanah Merah. Jalur transportasi ini menghubungkan Desa Koepisino, Langere, Lapero, Tri Wacu-Wacu (SP 1) dengan jalan poros Ereke-Baubau.
Awal pengerjaan jembatan ini ditandai dengan Groundbreaking atau peletakan batu pertama oleh Bupati Butur, Muhammad Ridwan Zakariah, Sabtu (4/3/2023).
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Butur, Muhammad Rukman Basri yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi terobosan ini. Sebagai mitra pemerintah daerah, pihaknya secara kelembagaan mendukung program tersebut.
“Dengan adanya jembatan ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Rukman Basri.
Peningkatan kualitas infrastruktur dan optimalisasi pembangunan sistem infrastruktur wilayah terpadu dan berkelanjutan guna mewujdudkan pertumbuhan ekonomi inklusif memang menjadi salah satu misi duet kepemimpinan Ridwan Zakariah-Ahali sebagai Bupati dan Wakil Bupati Buton Utara.
Pose bersama saat groundbreaking pembangunan Jembatan Langere-Tanah Merah. (istimewa)
Jembatan Langere-Tanah Merah menjadi salah satu dari sederet program untuk mencapai misi dimaksud. Tentunya, sederet capaian pembangunan lain sehubungan dengan misi tersebut juga telah dihasilkan berkat kemitraan yang terjalin dengan baik antara eksekutif dan legislatif.
“Mari kita saling bergandeng tangan untuk mengawal program untuk mengawal dan menjaga program-program yang telah direalisasikan pemerintah,” tutur legislator Butur dua periode dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Jembatan penghubung ini nantinya akan menjadi alternatif jalur transportasi masyarakat setempat selain lewat jalur laut. Kelancaran konektivitas tentu akan meningkatkan mobilitas barang, jasa dan manusia sehingga mendukung aktivitas geliat pengembangan ekonomi masyarkat setempat.
Bupati Butur, Muhammad Ridwan Zakariah mengatakan, pembangunan jembatan ini merupakan salah satu bentuk kehadiran pemerintah dalam menjawab persoalan yang dialami masyarakat.
“Kita harus sadari bahwa negara harus hadir di setiap penderitaan masyarakat. Dan ini bukti nyata, kepedulian sosial kita,” ungkapnya.
Proyek ini bersumber dari dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Dana Alokasi Umum (DAU) APBD Butur dengan nilai kontrak sebesar Rp31,94 miliar.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Butur, Mahmud Buburanda, secara teknis menjelaskan, bentangan jembatan Langere-Tanah Merah sepanjang 100 meter dan lebar keseluruhan 7,7 meter dengan struktur atas menggunakan rangka baja tipe B.
Dari sisi keamanan, pihaknya telah berkonsultasi dengan tim KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan) yang dibentuk oleh Menteri PUPR. Jembatan ini dirancang bisa bertahan sampai 100 tahun.
Proyek ini dijadwalkan rampung akhir 2023. Adapun kontraktor pelaksananya adalah PT. Sinar Bulan Group.
Groundbreaking ini dihadiri pula Direktur Jembatan Direktorat Jenderal (Dirjen) Binamarga Kementerian PUPR, Yudha Handira Pandjiriawan dan Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah 11 Sulawesi Tenggara, Fredi Siagian.
Wakil Bupati Butur Ahali, TNI/Polri , Ketua dan Anggota DPRD Butur, para pimpinan OPD, pemerintah desa dan masyarakat setempat turut hadir dalam acara tersebut.
Yudha Handira Pandjiriawan, mengapresiasi pembangunan jembatan tersebut. Proyek ini, menurutnya sejalan dengan program Presiden RI Joko Widodo, yakni membangun dari pinggiran.
Ia berharap pembangunan jembatan ini semakin memudahkan aksesbilitas dan menumbuhkan geliat perekonomian masyarakat.